Kamis, 28 Maret 2013

Mengevaluasi Buku Sastra Anak

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Satra berbicara tentang hidup dan kehidupan, tentang berbagai persoalan hidup manusia, tentang kehidupan di sekitar menusia, tentang keidupan pada umumnya, yang semuanya diungkapkan dengan cara dan bahasa yang khas. Artinya, baik cara pengungkapanannya maupun bahasa yang dipergunakan untuk mengungkapkan berbagai persoalan hidup, atau biasa disebut gagasan,adalah khas sastra, khas dalam pengertian lain dari pada yang lain.
Sastra memberi kesenangan & pemahaman tentang kehidupan. Sastra citra & metafora kehidupan. Anak sebagai pusat perhatian, Sastra anak : keterbatasan isi & bentuk. Sastra anak : lisan & tulis .
sastra anakHunt (dalam Witakania, 2008: 8) sastra anak adalah buku bacaan yang sengaja ditulis untuk dibaca anak-anak. Isi buku tersebut harus sesuai dengan minat dan dunia anak-anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak, sehingga dapat memuaskan mereka.
SaStra anak di USia awalHuck (1987) mengemukakan bahwasiapapun yang menulis sastra anak-anak tidak perlu dipermasalahkanasalkan dalam penggambarannya ditekankan pada kehidupan anak yang memiliki nilai kebermaknaan bagimereka.
Dalam pengertian diatas bahawasannya sastra anak harus bisa diaflikasikan dengan karakter anak. Dalam kenyataannya masih sedikit orang tua atau guru menggunakan sastra anak untuk memupuk dan merangsang pembentukan karakter anak. Selain itu oran tua atau guru harus mampu memahami dan mengerti akan buku sastra anak secara menyeluruh. Untuk memahaminya orang tua atau guru harus ahli dalam mengevaluasi segala bentuk buku bacaan anak.
B. Identivikasi Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “Mengevaluai Buku Sastra Anak”


C. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas luang lingkup permasalahan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada :
a.Bentuk puisi anak-anak
b.Memilih pusi bagi anak-anak
c.Berbagai puisi bersama anak-anak

D.Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka perumusan adalah sebagai berikut:
a.Bagaimana bentuk puisi anak-anak?
b.Bagaimana memilih puisi anak-anak?
c.Seperti apa berbagai puisi anak?






















BAB II
PEMBAHASAN
A.Hakikat Sastra Anak
sastra anak di usia awal Huck (1987) mengemukakan bahwasiapapun yang menulis sastra anak-anak tidak perlu dipermasalahkanasalkan dalam penggambarannyaditekankan pada kehidupan anak yang memiliki nilai kebermaknaan bagimereka.
B.Evaluasi Buku Sastra Anak
Dalam dewasa ini buku anak-anak banyak dicekoki dengan bahasa-bahasa yang bukan konsumsi anak sewajarnya. Banayak contoh nyata buku yang beredar di sekolah-sekolah tidak sesuai dengan pembelajaran yang ada. Contohnya mengarah permasalahan dewasa (sex), mengarah ke kekerasan (tauran, perkelahian dan premanialisme).

Dalam kali ini buku anak harus memiliki karakter anak yang sesunggunhya. Seperti berikut ini:

Anak belum dapat memilih bacaan sastra yang baik untuk dirinya sendiri. Anak akan membaca apa saja bacaan yang ditemui tidak perduli cocok atau tidak untuknya atau itu memang belum tahu.
Tahapan perkembangan anak dan pemilihan bacaan
Perkembangan berbagai aspek kejiwaan anak sesuai dengan usia secara universal melewati tahap-tahap tertentu.
1.Perkembangan Intelektual

Berbicara masalah pertumbuhan dan perkembangan intelektual (kognitif) anak, pada umumnya orang merujuk teori Jean Piaget yang mengemukakan bahwa perkembangan intelektual merupakan hasil interaksi dengan lingkungan dan kematangan anak
2.Perkembanagn Moral

Selain mempelajari perkembangan kognitif anak, Piaget juga mendalami hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan moral. Menurut Piaget perbedaan nyata antara anak dan dewasa adalah bahwa anak memiliki dua moral . Piaget dan Kohlberg ahli lain yang mengembangkan teori piaget lebih lanjut.
3.Perkembangan Emossional dan Personal

Sebagai seorang manusia di dalam kedirian anak terdapat berbagai aspek yang sama mengalami pertumbuhan dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Aspek yang dimaksud adalah kognitif, afektif dan respon emosional. Hal tersebut dapat diibaratkan sebagai sebuah matriks dalam perkembangan personalitas sangat kompleks.
4.Perkembangan Bahasa

Anak yang berstatus bayi mulai belajar bahasa lewat bunyi dan ucapan yang didengarnya dari sekelilingnya, pada mulanya, anak tidak dapat membedakan bunyi-suara manusia dengan bunyi-bunyian yang lain tetapi lama-kelamaan mampu membedakannya.

Noam Chomsky, seorang linguis “penemu” teori tata bahasa generatif transformasi, berkeyakinan bahawa dalam diri anak terdapat semacam “alat” yang dipergunakan sebagai sarana memperoleh bahasa.
5.Pertumbuhan konsep cerita

Kini timbul pertanyaan, bagaimana dan kapan pertumbuhan konsep cerita pada anak, atau secara lebih konkret kapan anak mulai btuh cerita. Pemahaman terhadap pola pertumbuhan ini merupakan hal yang penting bagi kitra untuk membawa anak ke bacaan sastra.
C.Penilaian Sastra Anak
Penilaian sastra anak yang dimaksud haruslah dipahami dalam kaitannya dengan tujuan pemilihan bacaan bagi anak sesuai dengan perkembangan kediriannya. Setelah selesai membaca sebuah bacaan cerita, adakalanya anak menceritakan isi cerita dan menunjukkan sikap atau reaksinya terhadap cerita itu.
1.Alur Cerita

Alur merupakan aspek pertama utama yang harus dipertimbangkan Karen aaspek inilah yang juga pertama-tama menentukan menarik tidaknya cerita dan memiliki kekuatan untuk mengajak anakl secara total untuk mengikuti cerita (Saxby, 1991 : 12).
2.Penokohan

Istilah penokohan dapat menunjuk pada tokoh dan perwatakan tokoh. Tokoh adalah pelaku ceritta lewat berbagai aksi yang dilakukan dan peristiwa serrta aksi tokoh lain yang ditimpakan kep[adanya. Dalam bacaan cerita anak tokoh dapat berupa manusia, binatang, atau mahluk dan objek lain seperti mahluk halus (peri, hantu), dan tumbuh-tumbuhan.
3.Tema dan Moral

Tema dalam sebuah cerita dapat dipahamisebagai sebuah makan, makna yang mengikat keseluruhan unsure cerita sehingga cerita itu hadir sebagai sebuah kesatuan yang padu. Berbagai unsure fiksi seperti alur, penokohan, alat, sudut pandang, stile dan lain-lain berkaitan secara sinergis untuk bersama-sama mendukung eksistensi tema.
4.Latar

Sebuah cerita memerlukan kejelassan kejadian mengenai di mana terjadi dan kapan kejadiannya untuk memudahkan pengimajian dan pemahamannya. Hal itu berarti bahwa sebuah cerita memerlukan latar, latar tempat kejadian, latar waktu, dan latar social budaya masyarakat tempat kisah terjadi. Latar menjadi landas tumpu cerita.
5.Stile

Stile berkaitan dengan bahasa yang dipergunakan dalam sastra. Jadi ia termasuk dalam kategori bentuk, yaitu bentuk atau sarana yang dipergunakan unsure mengekspresikan gagasan. Aspek stile menentukan mudah atau sulitnya cerita dipahami, menarik atau tidaknya cerita dikisahkan, dan karenanya juga mempengaruhi efek keindahan yang ingin dicapai.
6.Ilustrasi

Ilustrasi adalah gambar-gambar yang menyertai cerita dalam buku sastra anak. Hampir semua sastra anak dari berbagai genre pada umumnya disertai gambar-gambar ilustrasi yang menarik.
7.Format.

Format bacaan memegang peran penting untuk memotivasi anak untuk membaca sebuah buku bacaan cerita walau format itu sendiri bukan bagian dari cerita. Yang termasuk bagian format buku adalah bentuk, ukuran, desain sampul, desain halaman dan model penjilidan.
D.Bentuk Puisi Anak
Dalam pembahasan ini akan mengarah kedalam puisi anak-anak
1.Puisi Diafan/ Puisi polos
Puisi yang kurang memiliki pencitraan, terutama dalam hal diksi yang terlalu ‘biasa’, sehingga mirip dengan bahasa sehari-hari. Puisi diafan sangat mudah dihayati maknanya.
Biasanya, puisi anak-anak atau puisi yang ditulis oleh orang yang baru belajar menulis puisi dapat diklasifikasikan dalam puisi diafan. Kelemahan utama pada karya-karya tersebut adalah, belum adanya harmonisasi bentuk fisik dalam mengungkapkan makna.
Takaran yang dibuat untuk kiasan (metafora), lambang, simbol masih kurang tepat, baik letak maupun komposisinya. Jika puisi dibuat terlalu banyak majas, maka puisi itu menjadi gelap dan sukar ditafsirkan. Sebaliknya jika puisi itu kering akan majas dan versifikasi, maka itu akan menjadi puisi yang bersifat prosaik dan terlalu gamblang untuk diartikan sehingga diklasifikasikan sebagai puisi diafan.
2.Puisi
a.Sebuah karya sastra disebut puisi jika di dalamnya terdapat pendayagunaan berbagai unsur bahasa untuk mencapai efek keindahan
b.Bahasa puisi singkat dan padat, dengan sedikit kata tetapi dapat mendialogkan banyak hal.
c.Pendayagunaan bahasa dapat berupa: permainan bunyi, sarana retorika, diksi, citraan, dan gaya bahasa
d.Genre puisi dapat berwujud seperti: lagu/temang dolanan. Lirik-lirik tembang nina bobo (nursery rhymes), puisi naratif, dan puisi personal.
e.Puisi naratif adalah puisi yang di dalamnya mengandung cerita atau sebaliknya cerita yang dikisahkan dengan cara puisi
f.Puisi personal adalah puisi modern yang sengaja ditulis untuk anak-anak baik oleh penulis dewasa maupun anak-anak dengan tema yang beragam.
Berdasarkan kategori Lukens di atas, genre sastra anak dapat disederhanakan menjadi:
1.Genre Puisi
2.Genre Fiksi
3.Genre Nonfiksi
4.Genre Sastra Tradisional
5.Genre Komik
Uraian tentang elemen dasar sastra anak didasarkan pada kelima kategori di atas.
3.Contoh Puisi Anak-Anak
SAHABAT SEJATIKU
Annisa Sekar Salsabila

Aku sedih, kau menghibur
Aku kecewa, kau membuatku senang
Dan bila aku tak bisa
kau pun mengajari

Sahabat,
Kau bagai malaikat bagiku
Kau bagaikan bidadari untukku
Semua kebajikan ada padamu

Sahabat....
Satu pintaku untukmu
Yaitu janji selalu erat
Tak pernah terpisah,
seumur hidup kita.

Kelas 4 SD N 1 Kebumen
Jalan Pemuda 94 Kebumen


HIDUNG
Aldi Hairul

Aku bisa mencium bunga mawar
Aku bisa mencium kentut
Aku bisa mencium bau kaos kaki
Aku bisa mencium bau kotoran anjing
Aku bisa mencium bau badan
Aku bisa mencium bunga matahari
Semua karena kupunya hidung yang baik
Terima kasih hidung!

KELAS 2C SDN 34 PONSEL

MATA SAYA
Bagus Satrio

Saya mempunyai mata
Saya melihat menggunakan mata
Saya melihat apapun benda menggunakan mata
Karena mata, saya bisa melihat
Saya bisa melihat rumah,pohon dan buku
Karena mata,saya bisa membaca buku
Sehingga saya menjadi juara.

(Kelas 2c Sdn 34 Ponsel)

E.Memilih Puisi Yang Baik Bagi Anak
Dalam memilih puisi yang baik anak haruslah teliti dan maksimal dalam menerjemahkannya. Pada dasarnya anak-anak akan merasa senang apabila diberikan sesuatu yang menantang bagi dirinya. Orang tua harus pandai-andai dalam mengontrol kegiatan anak khususnya dalam memilih puisi. Puisi bagi anak harus memiliki nilai-nilai yang membangaun, memotivasi dan memberikan suritauladan agar sianak tidah salah dalam mencontoh karkter atau cerita dalam puisi tersebut.

Orang tua dapat memilih tema-tema puisi yang baik yaitu, Nilai-nilai agama, Nilai-nilai ketauladanan, Nilai-nilai anak pandan dan masih banyak yang lainnya.

F.Puisi Bersama Anak-Anak
Pada saat anak-anak sekolah akan di ajarkan beberapa hal termasuk sastra atu seni. Puisi adalah salah satu sastra yang bayak di pilih para guru untuk dapat mengajak anak anak mudirnya mengekpresikan perasaannya terhadap sesuatu.
Puisi ini sangat membantu dlam pengekpresian diri anak tersebut, biasanya mereka akan maju dengan percaya diri dan membacakan puisi yang mereka buat. Isi puisi anak-anak beraneka ragam, mulai dari tentang keluarganya, gurunya, sekolahannya, alamnnya dan sebagainya. Oleh sebab itu puisi sangat bagus untuk anak anak agar mereka dapat mnegerti dan memahami lingkungan sekitar dan tentunya mereka akan menghargainya. Berikut ini adalah beberapa contoh puisi anak yang telah tercipta.
Contoh puisi anak – anak:
Mentari Hai mentari pagi Hari ini kau datang tampak cerah sekali Engkau datang tiap hari Untuk sumber energi pribumi Semua orang berlari pagi Untuk menyehatkan diri Tanpa kau, hai mentari Di seluruh bumi ini Akan mati tiada lagi
Pengamen Kecil Batang tubuhku sebenarnya tak kuat tuk menahan teriknya mentari di tiga lampu berwarna ini Ku ikhlaskan saja tuk petik dawai-dawaiku lagi Demi nasiku hari ini Demi perutku hari ini yang kroncongan Ku mau minta maafku hari ini Tuk para raja jalanan Yang berbelas kasihan Memberiku uang jajan Doaku Tuhan menyertaimu Maaf ku, aku terpaksa meminta kepadamu
Sipadan Ligitan Di perbatasan garismu Aku sayu mendengar beritamu Lepas dariku, kau kini telah pergi Berjuta kenangan, kemasyuran Telah tergantikan Kemolekanmu , keindahanmu Kini bukan milikku lagi Kau telah pergi untuk selamanya di negri orang Ku juangkan kau di negri seberang Tapi tetap saja kau menyeberang tuk berperang Kini kau tinggal kenangan Di negriku kau kan tetap menjadi Warisan cerita yang berkesudahan
Contoh puisi anak – anak yang dapat anda ajarkan ke anak anak anda atau murid murid anda. Ajarkan mereka mengerti makna dalam puisi tersebut dan mengerti pesan yang disampaikan oleh puisi tersebut sehingga mereka dapat memahami isinya.






















BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Salah satu materi pembelajaran apresiasi sastra yang penting dan strategis untuk menumbuhkembangkan pendidikan karakter adalah puisi. Melalui pembelajaran apresiasi puisi yang optimal, siswa didik secara tidak langsung akan mendapatkan nutrisi dan gizi batin yang akan mampu memberikan imbas positif terhadap perkembangan kepribadian dan karakter mereka. Dengan puisi, hati dan perasaan anak-anak akan terlibat secara intens dan emosional ke dalam teks puisi yang mereka pelajari, sehingga kepekaan nurani mereka menjadi lebih tersentuh dan terasah. Dengan cara demikian, tanpa melalui pola instruksional dan indoktrinasi yang monoton dan membosankan, anak-anak secara tidak langsung akan belajar mengenal, memahami, dan menghayati berbagai macam nilai kehidupan, untuk selanjutnya mereka aplikasikan dalam ranah kehidupan nyata sehari-hari.
Dari penjelasan makalah ini puisi merupakan dasar perkembangan sikologi anak. Puisi merangsang anak aktif dalam hal yang ia amati dan ia baca mengenai bacaan yang ia pahami. Puisi merupakan bagian dari sastra maka penting sekali diberikan kepada anak yang masih haus akan ilmu dan pengalaman. Orang tua dan guru adalah garda terdepan untuk memberikan pemahaman mengenai puisi, sastra dan yang terjadi disekitar anak, agar sang anak mampu menejemahkan puisi dengan benar.
B. Saran
Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, dan penyusun sadar begitu banyak kekurangan dan kekhilafan, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman dan ibu dosen khususnya kami harapkan, semoga makalah ini bermanfaat. Amiin…....





DAFTAR PUSTAKA

http://duniaanak.org/seputar-anak/contoh-puisi-anak-anak.html
http://sawali.info/2010/07/17/puisi-dan-pendidikan-karakter/
http://zhee-fhyaa.blogspot.com/2012/12/mengapresiasi-puisi-anak-anak-dalam_19.html?showComment=1361617381468#c8378415519391290495





LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN TABEL DISTRIBUSI FREKUNSI


1. Daftar nilai ujian mata kuliah statistic


79 49 48 74 81 98 87 80
80 84 90 70 91 93 82 78
70 71 92 38 56 81 74 73
68 72 85 51 65 93 83 86
90 35 83 73 74 43 86 88
92 93 76 71 90 72 67 75
80 91 61 72 97 91 88 81
70 74 99 95 80 59 71 77
63 60 83 82 60 67 89 63
76 63 88 70 66 88 79 75

2.Menentukan

A.Jangkauan: 99-35= 64

B.Banyak kelas: 1 + 3,3 log.n
= 1 + 3,3 log 80
= 1+ 3,3 (1,9)
= 1+ 6,27
= 7,27 dibulatkan antara 7 dan 8
= 7

3.Interval
= J/K
= 64/7 = 9,1 dibulatkan atara 9 dan 10
= 9

4.Bawah kelas=35

5.Tabel distributive

Nilai Turus Frekuensi X1
35-43 III 3 39
44-52 III 3 48
53-61 IIIII 5 57
62-70 IIIII IIIII II 12 66
71-79 IIIII IIIII IIIII IIIII 20 75
80-88 IIIII IIIII IIIII IIIII I 21 84
89-97 IIIII IIIII IIII 14 93
98-106 II 2 102

JUMLAH 80 80


Kamis, 07 Februari 2013

Cinta Kita

Jangan dengarkan orang bicara
Jangan ikuti orang mengarah
Mereka cuma sirik sama kita


Percuma omongan orang dipercaya
Percuma banyak mulut-mulut berbisa
Mereka hanya sirik dengan cinta
Oh cinta kita

Cinta kita tak kan terbelah
Walau banyak cerita cerita
Yang gak mengasyikan
Cinta kita tak kan terpecah
Walau penuh kisah dan kisah
Yang coba tuk menghancurkan kita

Acuhkan nada sumbang yang ga jelas
Acuhkan suara pengadu domba
Mereka selalu sirik dengan cinta
Oh cinta kita

Cinta kita tak kan terbelah
Walau banyak cerita cerita
Yang coba tuk menghancurkan kita

By Slank

Kajian Drama Remaja Taplak Meja

KAJIAN DRAMA


KAJIAN DRAMA REMAJA TAPLAK MEJA
Diajukan untuk mata kuliah Kajian Drama semester v (lima)
Oleh :
- Anton Hilman
- Eneng Bunga Wasih
- Sri Lestari
- Asep Mulyana










PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
STKIP MUHAMMADIYAH BOGOR
Jalan Raya Leuwiliang Bogor
2013
BAB I
RINGKASA CERITA
A. Ringkasan Cerita
1). Eksposisi
Lakon ini menceritakan tentang seorang Laki-laki dewasa bernama Pakde Kempul, yang telah baik hati menampung anak-anak broken home di rumah singgahnya. Ia bersama teman sekaligus mantan pacarnyanya, Bude Kiranti memiliki cita-cita yang mulia yaitu ingin mengadakan home schooling agar anak-anak itu bisa menerima pelajaran dan pengajaran yang sewajarnya.

Dalam pembelajaran, Bude kiranti membiasakan menutup meja masing-masing dengan taplak meja. Alasannya adalah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mencontek dengan cara mencorat-coret meja. Dikarenakan taplak meja tersebut milik perkumpulan PKK Kelurahan, maka anak-anak ditugaskan untuk mencari taplak meja dengan cara masing-masing.

Selain untuk menerapkan sikap perjuangan dan pengorbanan, ternyata pencarian taplak meja ini pun memiliki tujuan yang utama, yaitu Pakde Kempul dan Bude Kiranti bermaksud agar mereka dapat kembali pulang ke rumah masing-masing.
Hanya cara tersebutlah yang bisa mereka lakukan, karena mereka pasti kebingungan bagaimana cara mendapatkan taplak meja tersebut tanpa ada uang sepeser pun.

Tanpa diduga, ternyata Pakde Kempul dan Bude Kiranti masih saling mencintai. Mereka saling terbuka soal perasaan masing-masing. Kemudian hal tersebut didengar oleh anak-anak. Mereka pun ikut bahagia dengar perbincangan tersebut.

Pada akhirnya Pakde Kempul dan Bude Kiranti pun menikah. Segala perlengkapan pesta telah dirancang oleh anak-anak, dibantu pula oleh orangtua mereka. Pesta pernikahan yang unik, karena berbeda dengan pengantin lainnya. Pesta dilaksanakan di rumah mempelai pria. Beberapa buah penghantar mas kawin, gaun dan perlengkapan lainnya dirancang dari taplak-taplak meja yang unik.

Meskipun anak-anak tersebut sudah kembali bersama orantua mereka, tapi mereka sudah merasa nyaman tinggal bersama Pakde Kempul. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin berpisah dengan Pakde Kempul.

2). Komplikasi
Kurangnya kasih sayang serta kepedulian orangtua, sehingga anak enggan untuk tinggal di rumah sendiri (broken home). pembelajaran dan pengajaran pada anak-anak pun kurang terkondisikan, sehingga tingkah laku mereka pun menjadi tidak sewajarnya. Mereka justru lebih senang dengan lingkungan yang mereka anggap lebih nyaman dan bebas, tanpa memikirkan dampaknya.

3).Klimaks
Pakde Kempul dan Bude Kiranti berjalan menuju teras depan meneruskan pembicaraan, sambil mengulang memori waktu masa dulu ketika Pakde Kempul di mararhin mamah Bude Kiranti gara-gara taplak mejanya bolong terkena punting rokok milik Pakde Kempul, akhirnya Pakde Kempul tidak boleh lagi maen ke rumah Bude Kiranti. Lagak marahnya sudah seperti menolak calon menantu saja, sedih sekali rasanya perasaan Pakde Kempul waktu itu. Tapi sekarang Pakde Kempul bias bebas maen kerumah Bude Kirantitanpa terkena omel mamahnya karena mamah Bude Kiranti sudah almarhum 5 tahun yang lalau karena penyakit lamanya, “Inalillahi wa ina ilahi rojiun” turut berduka cita ya ran ujar Pakde Kempul, Terima kasih, kita semua akan kembali padanya. Jadi sudahlah, tidak usah terlalu bersedih ujar Bude Kiranti.

4). Antiklimaks
Bude Kiranti berhasil menggoyahkan perasaan serta niat Pakde Kempul yang dulu suka sesama jenis menjadi tidak menyukai sesama jenis dan berhasil mengembalikan perasaan Pakde Kempul untuk suka sama lawan jenis dengan cara yang mengungkapkan kembali perasaan Bude kiranti yang selama ini menghilang datang lagi terhadap Pakde Kempul. Sijantung hati Pakde Kempul yang selama ini menghilang kembali dating, dan mereka pun melangsungkan akan pernikahan.

5). Konklusi
Dalam gubuk reot hiduplah seorang laki-laki bernama pakde Kempul. Dia mengasuh anak-anak broken home. Setelah lama hidupdengan anak-anak pakde mengajak temannya untuk mendidik keenam anak asuhya yang bernama Kemprut, Widi, Genting, Jantil dan Soer. Mereka memiliki kpribadian yang unik sehingga bisa menarik perhatian teman pakde yang bernama Bude Kiranti.
Perjumpaan mereka diawali dengan tumpahan sambel di atas taplak meja. Taplak meja itu mampu memingatkan masa-masa mereka muda. Tampal meja adalah simbol kederhanaan yang multi fungsi. Menecerminkan pribadi-pbribadi yang diharapkan pakde dan bude.
Akhirnya pakde dan bude menggelar pernikahan dengan ala taplak meja.











BAB II
T E M A
B. Tema

1. Tema Utama
Tema yang diangkat atau diulas oleh Herlina Syarifudin dalam naskah drama ini adalah tentang pendidikan terutama adalah ajaran moral. Atau lebih tepatnya kemanfaatan dan lambang sederhana sebuah taplak meja sebagai pengendali moral dalam kaitannya disini dengan ajaran saat ujian. Dengan lambang sebuah taplak meja kita dapat melihat gambaran sebuah kejujuran siswa-siswi dalam mengerjakan sebuah ujian.

2. Tema Sampingan
Tema sampingan pada naskah drama ini adalah “Kekeluargaan Tercermin Kesederhanaan Tampalak Meja”













BAB III
AMANAT
C. Amanat

1. Amanat
Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang ialah antara lain:
1) Kita harus menghargai orang lain terlebih lagi orang yang usianya lebih tua.
2) Kita tidak boleh menyontek, hendaklah percaya diri kepada diri kita sendiri.
3) Kita hendaknya berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dan kita tingkatkan.













BAB IV
PENOKOHAN
D. Penokohan
Yang sangat berperan penting dalam suatu drama adalah tokoh. Dalam teks drama ini menampilkan tokoh-tokoh antara lain:
1) Pakde Kempul
Pakde Kempul merupakan tokoh utama dan memiliki peran yang penting dalam drama ini. Ia berperwatakkan baik hati, senang melucu dan bercanda, peramah, rendah hati, serta terkadang tegas.
2) Bude Kinanti
Bude Kinanti merupakan tokoh tambahan yang membuat drama ini hidup dengan mengeluarkan konflik-konflik sederhana dengan Pakde Kempul, meskipun bukan konflik antara protagonist dan antagonis. Bude Kinanti melakonkan watak yang baik hati, peramah, penyayang, suka humor, dan berjiwa sosial yang tinggi.
3) Anak-anak rumah singgah
Anak-anak rumah singgah ini merupakan tokoh-tokoh tambahan yang dapat dikatakan pula tokoh utama karena hampir di setiap adegan mereka muncul. Tetapi tokoh sentralnya tetap pada Pakde Kempul yang menjadi pusat penceritaan. Tokoh anak-anak ini memiliki perwatakan yang berbeda-beda, antara lain:
a) Kemprut
Kemprut memiliki sifat yang senang bercanda, suka kentut, bicara apa adanya (blak-blakan), memiliki ide yang diungkapkan sekenanya.
b) Wirid
Sifat yang dimiliki Wirid adalah taat pada agama, suka menasehati, paling sopan disbanding anak yang lain.
c) Genting
Perwatakan yang dimiliki Genting adalah senang bercanda, ia yang paling cerdas disbanding dengan yang lain.
d) Janthil
Pada drama ini Janthil berperwatakan berperwatakkan lugu, dan terlalu jujur dalam mengungkapkan sesuatu.
e) Sower
Sower memiliki watak yang senang bercanda dan suka tidur.
f) Mama Kemprut
Mama Kemprut adalah seorang ibu yang sangat menyayangi Kemprut,anaknya. Ia juga baik hati,terlihat dari cara dia menelpon Kemprut.

















BAB V
P L O T
E. Plot
1. Plot
Alur atau plot dalam penulisan naskah drama ini termasuk alur linear karena menceritakan secara kronologis urutan-urutan ceritanya.
Adapun struktur alur drama ini adalah sebagai berikut:
1) Bagian Awal
Memaparkan tokoh-tokoh yang terdiri atas kumpulan anak brokenhome di sebuah rumah singgah dengan pemiliknya yaitu Pakde Kempul. Kemudian Bude Kinanti yang merupakan teman lama Pakde Kempul dan berniat untuk membantu mengajar anak-anak di rumah singgah tersebut.

2) Bagian Tengah
Pada bagian tengah, sampailah pada ujian anak-anak di Rumah singgah menggunakan taplak meja sebagai media pentingnya. Maka anak-anak berusaha untuk mendapatkan taplak meja sebagai alat untuk ujian. Hingga Bude Kinanti dan Pakde Kempul saling bernostalgia di rumah singgah itu, membicarakan masa lau mereka.
3) Bagian Akhir
Bude Kinanti dan Pakde Kempul akhirnya menikah. Sementara anak-anak singgah sudah kembali bersama orang tua mereka. Bahkan mereka memberikan hadiah untuk pasangan pengantin itu gaun pengantin dan maskawin bermotif taplak meja.







BAB VI
S E T T I N G
F. Setting
1. Latar Waktu
Latar waktu dalam drama ini berbeda-beda, diantaranya:
Adegan 1 : Pagi hari saat anak-anak singgah baru bangun tidur
Adegan 2 : Siang hari
Adegan 3 : Satu tahun berikutnya siang hari.
Adegan 4 : Malam hari
Adegan 5 : Pagi menjelang siang karena disebutkan orang tua Genting agak telat karena harus mengambil rapor adiknya.
2. Latar Tempat
Latar tempat yang dipakai adalah di sebuah rumah singgah milik Pakde Kempul. Lebih rincinya dapat kita lihat antara lain:
Adegan 1 : di kamar tempat tidur anak-anak di rumah singgah.
Adegan2 : teras depan rumah singgah Pakde Kempul.
Adegan 3 : ruang tamu di rumah singgah Pakde Kempul.
Adegan 4 : teras depan rumah singgah Pakde Kempul.
Adegan 5 : rumah singgah Pakde Kempul.















BAB VIII
GAYA BAHASA
G. Gaya Bahasa

No. Kalimat Gaya Bahasa
1 Sana, mumpung matahari sedang tersenyum manis, cepat dijemur bantal kamu itu. Personifiksi
2 Kata Mbah Buyutku dulu, kalau kita bangun keduluan ayam berkokok, rejeki kita bakal jauh. Perumpamaan
3 Dan nasibmu selalu yang paling belakang. Perumpamaan
4 Bude Kiranti sedikit mendongeng pada kalian tentang apa dan bagaimana yang akan beliau lakukan di gubug reot kita ini. Litotes
5
Dan tanpa sengaja, ternyata kita berdua sama-sama punya cita-cita ingin bergelut dengan para
remaja yang bermasalah, baik dengan keluarganya maupun dengan lingkungan pergaulannya. Personifikasi
6 Kalau benteng kita tidak kuat, maka kita akan mudah rapuh. Pemrumpamaan
7 Kalau benteng kita kuat, kita tinggal memilih. Perumpamaan
8 Buru-buru makan rujak, karena perut sudah teriak. Personifikasi
9 Tapi anehnya, semakin dekat waktu menuju ke persiapan pernikahan, tiba-tiba bayang wajahmu muncul begitu saja. Hiperbola








DAFTAR PUSTAKA

http://www.lokerseni.web.id/2011/05/naskah-drama-taplak-meja-karya-herlina.html
http://utamy-dylezta.blogspot.com/2011/10/analisis-teks-drama-naskah-lakon-remaja.html
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=2632003314d5de45

Senin, 04 Februari 2013

Gaya Bahasa & Jenisnya

Gaya Bahasa dan Jenis-jenisnya
Poerwadarminta dalam Widyamartaya (1995: 53) menerangkan bahwa gaya umum itu dapat ditambah , diperbesar dengan salah satu cara. Tiap cara atau proses ini akan menghasilkan sejemlah corak dengan nama-nama khususnya. Panorama selayang pandang tentang gaya bahasa dapat dirinci dengan memperbesar daya tenaganya terhadap gaya umum dengan cara-cara mengadakan:
1. Perbandingan; 2. Pertentangan; 3. Pertukaran; 4. Perulangan; 5. Perurutan.
Gaya bahasa ialah cara penyair menggunakan bahsa untuk menimbulkan kesan-kesan tertentu. Gaya digunakan untuk melahirkan keindahan (http://esastra.com/kurusu/kepenyairan.htm#Modul 11). Hal itu terjadi karena dalam karya sastralah ia paling sering dijumpai, sebagai wujud eksplorasi dan kreativitas sastrawan-sastrawati dalam berekspresi.
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis/pemakai bahasa (Gorys Keraf, 2002: 113). Suatu penciptaan puisi, juga bentuk-bentuk tulisan yang lain, misalnya cerpen, novel, naskah drama (Wacana sastra) sangat membutuhkan penguasaan gaya bahasa, agar puisi yang dihasilkan nanti lebih menarik, indah, dan berkualitas.

Pembicaraan tentang gaya bahasa sangatlah luas. Gorys Keraf (2002: xi-xii) membagi persoalan gaya bahasa, yakni:

1. Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata

Gaya bahasa resmi
Gaya bahasa tak resmi
Gaya bahasa percakapan

2. Gaya bahasa berdasarkan nada:

Gaya sederhana
Gaya mulia dan bertenaga
Gaya menengah.

3. Gaya bahasa berdarkan struktur kalimat

Klimaks
Antiklimaks
Paralelisme
Antitesis
Repetisi

4. Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna
a. Gaya bahasa retorika terdiri dari:
1) Aliterasi
2) Asonansi
3) Anastrof
4) Apofasis/preterisio
5) Apostrof
6) Asidenton
7) Polisindenton
8.) Kiasmus
9) Elipsis
10) Eufimismus
11) Litotes
12) Histeron proteron
13) Pleonasme dan tautologi
14) Perifrasis
15) Prolepsis/antisipasi
16) Erotesis/pertanyaan retoris
17) Silepsis dan Zeugma
18) Koreksio Epanotesis
19) Hiperbol
20) Paradoks
21) Oksimoton

b. Gaya bahasa kiasan
1. Persamaan/simile
2. Metafora
3. Alegori, Parabel dan Fabel
4. Personifikasi
5. Alusi
6. Eponim
7. Epitet
8. Sinekdoke
9. Metonimia
10. Antomonasia
11. Hipalase
12. Ironi
13. Satire
14. Iniendo
15. Antifrasis
16. Paronomasia

Rabu, 16 Januari 2013

MIRIS KENA BENCANA BELUM ADA GUBRISAN DARI PEMERINTAH



SDN Banar 01 Belum Diperbaiki


SUKAJAYA-Pasca ambruknya atap SDN Banar I di RT 01/12, Kampung Babakankidul, Desa Harkatjaya, Pemkab Bogor, belum memperbaiki kerusakan.

Akibatnya, hingga kemarin para siswa masih melakukan kegiatan belajar mengajar di Majelis Taklim Nurul Asgori di RT 01/09, Majelis Taklim Asogori di RT 2/9 dan Majelis Taklim Al-Mutarin.

Kepala SDN Banar 01, Sukma Wijaya menyatakan, siswa terpaksa belajar sementara di madrasah karena tiga ruang kelas dan halaman depan sekolah masih rusak.

Lebih lanjut ia mengatakan, guru-guru pun masih membersihkan puing-puing bangunan dan mengarahkan siswa ke bangunan unit dua yang kondisinya masih layak. ”Kelas I, II, III belajar pagi sedangkan kelas IV, V, VI siang hari,” ujarnya.

Untuk kepastian perbaikan ruang kelas, kata dia, Pemkab Bogor sudah berjanji akan dilaksanakan tiga bulan ke depan. ”Saat ini tak efektif karena siswa belajar di teras tanpa kursi dan meja,” tukasnya.

Sementara, Sekdes Harkatjaya, Taufik Iskandar mengakui, sejumlah pihak dari pemkab sudah meninjau lokasi. ”Kita menunggu kepastian agar bisa segera dibangun lagi,” ungkapnya.(cr1)

http://www.radar-bogor.co.id/index.php?rbi=berita.detail&id=107666

Kamis, 03 Januari 2013

Celotehan KU&DIA


Hai, lama tak jumpa dnganmu......... mungkin di dunia ini dapat mewakili smua yang pernah ada dalam benak yang tak mungkin terucap... hahah|
oi maaaaffff super maaaffff ya???????? kenapa ga pernah marah???? padahal?????? uhhhhhhhh nanti aja dah... biar marahnya tambah seru_ tau ga seiket sayur sekarang berapa???? hahahah 1000 kan pa 2000.
Mau ga????
pasi mau gerah???
hayo ngaku????
hayuuuu ath ngaku..... ngakuuuu ngakuuuuuuu

KMPA Forestkip STKIP Muhammadiyah Gelar Diklatsar

Loji. Setelah 3 bulan Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam FORESTKIP menerima calon anggota baru. Kegiatan itu diisi dengan latihan materi kelas yang dibimbing oleh senior dan pembina Forestkip. Materi-materi yang di pelajari calon anggota Forestkip itu untuk bekal DIKLATSAR di Gunug Salak.
Kamis 27 s.d 30 Desember 2012 KMPA Forestkip menggelar DIKLATSAR di Gunung Salak. Diikuti 12 orang calon anggota baru. Terdiri dari 6 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua STKIP Muhammadiyab Bpk. Yusfitriadi, M.Pd di halaman kampus dan dihadiri oleh beberapa dosen.
Pukul 20.00 wib calon anggota KMPA Forestkip diberangkatkan menuju Gunug Salak menggunakan kendaraan umum dan didampingi oleh 2 orang senior. Setelah itu mereka berjalan kaki senjang 15 km selama 6 jam. Rombongan calon anggota tiba pada pukul 02.00 wib.
Asep Sopian sebagai ketua pelaksana menyatakan pada hari pertama diisi dengan kegiatan sosialisasi penduduk (sosped). Kemudian dilanjutkan dengan kegitan Jumar, yaitu memanjat pohon dengan menggunakan seutas tali. Dihari ke 2 diisi materi survival. Dimana calon anggota di uji kemampuannya untuk bertahan hidup di alam dengan kondisi yang tidak biasa, dari membuat cams sampai mencari jenis makanan yang dapat dikonsumsi di alam terbuka.
Hari terakhir kegiatan diisi dengan refling dari ketinggian kurang lebih 200 meter dicurug yang berdindingkan batu.
Menuju upacara penutupan calon anggota berjalan kaki kurang lebih 10 km. Di kamus STKIP Muhammadiyah telah bersiap-siap untuk menyambut dan menggelar upaca serta penyematan tanda anggota KMPA Forestkip.
Penutupan secara resmi ditutup oleh pembatu ketua III bidang kemahasiswaan Bpk. Drs. M. Yusuf beliau mengatakan bahwa KMPA Forestkip haruslah peduli bukan hanya pada alam pegunungan melaikan pada alam masyarakatpun.
Atas terselenggaranya kegiatan ini kami berharap generasi penerus yang peduli terhadap alam semakin bertambah banyak dan semakin menyatu dalm visi dan misinya. Tandas Asep