Jumat, 17 Agustus 2012

Waktu 11.32 Wib

ketika malam menyambut rembulan menerpa
kegelapan malam, kuhanya dapat diam terpaku menghening... akan semua yang tlah terjadi dalam kehidupan yang pana ini,
Lara hanya bisa menangis membisu bak patung yang kaku...
Hemmmmmmmm senyum ini tak lagi manis tak lagi indah seperti lantunan lagu yang sunyi.

Jumat, 10 Agustus 2012

Launching Gandrung

itu.

LEUWILIANG - Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah membuka pagelaran teater, kemarin. Pertunjukan tersebut diselenggarakan oleh mahasiswa STKIP Muhammadiyah jurusan Bahasa Indonesia yang bernaung dalam Teater Gandrung.

Pagelaran bertema Ekspersi Gila Berwajah Seni ini diselenggarakan di Aula Muhammadiyah. Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 500 mahasiswa dari sekolah tinggi lain di wilayah Leuwiliang dan Cibungbulang.

Ketua panitia pagelaran, Anton Hilman mengatakan, tujuan diadakan teater ini untuk mempertahankan seni budaya Indonesia di bidang sastra. Selain itu, untuk mempersiapkan generasi bangsa yang cinta akan seni dan budaya tanah air.

Ia menambahkan, kegiatan yang dilangsungkan kemarin terdiri atas lima pagelaran, yakni pembacaan puisi, musikalitas puisi, rampak puisi, dramatisasi puisi dan drama modern.

Menurut dia, puisi dan drama merupakan seni sastra yang harus dijaga dan dilestarikan. Sebab, seni tersebut sudah mulai pudar karena kurang digandrungi masyarakat seiring kemajuan zaman. “Semoga dengan kegiatan ini, mahasiswa bisa lebih bangga dan menyukai seni budaya Indonesia,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Sementara itu, pembina Teater Gandrung, Esep Muhammad Zaeni mengatakan, mendukung segenap mahasiswa dalam pertunjukan tersebut. Menurut dia, teater merupakan salah satu kegiatan positif daripada menghabiskan waktu dengan hal-hal negatif. Ia berharap, mahasiswa mengalami perkembangan setelah kegiatan ini.

“Ke depan kami akan mencari binaan ke kampus-kampus lain,” ujar dosen bahasa Indonesia

SMA KU SAYANG SMA KU MALANG

HANCUR: Satu ruang kelas SMA Mandala ambruk karena hujan deras, sehingga tak dapat digunakan (kiri). Saksi mata, Eman (52) menunjukkan bangunan yang telah rusak, kemarin. (kanan).
LEUWILIANG–Hujan deras membuat satu kelas SMA Mandala di Kampung Hegarsari, Desa Cibeber I ambruk, Kamis (9/6).

Informasi yang dihimpun, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 21:00. Akibatnya, puluhan bangku dan kursi yang ada di dalam kelas tak bisa digunakan. Diduga, bangunan ambruk karena tak kuat menahan hujan dan angin. Tak ada korban jiwa, dalam bencana ini.

Pantauan Radar Bogor, atap kelas yang terbuat dari kayu patah di bagian tengah. Sehingga, semua plafon ambruk ke dalam kelas. “Dari sore hingga malam, hujan lebat disertai angin hingga pukul 20:00. Nah, kelas itu ambruk setelah hujan berhenti sekitar satu jam kemudian,” kata Eman (52), seorang saksi mata yang tinggal di samping SMA Mandala, kemarin.

Ia menambahkan, saat kejadian di sekolah hanya ada seorang satpam.

Untung saja ambruknya tak saat jam pelajaran berlangsung,” tandasnya kepada Radar Bogor.

Penjaga sekolah, Dodi Suryadi (37) mengatakan, kelas yang ambruk dan semua bangunan telah berdiri sejak 1993. Saat ini, kondisi sekolah kosong karena siswa kelas 1 dan 2 sedang menjalani ujian semester.

“Tadi ada ujian semester dan sekarang sudah bubar. Nah, kebetulan bangunan yang ambruk awalnya ruang kelas. Tapi, beberapa waktu lalu sudah dialihfungsikan menjadi ruang OSIS. Sedangkan, siswa setiap hari menggunakan kelas yang ada di seberang ruang OSIS,” paparnya.

Menurut dia, yayasan telah mengetahui informasi ambruknya kelas di SMA Mandala. Namun, belum tahu perkembangan selanjutnya.

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bogor, Sumarli menyarankan, pengelola sekolah segera membuat laporan dan mengajukan bantuan kepada pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Ia berharap, pemkab segera memberikan bantuan tanggap darurat agar kelas dapat kembali digunakan. “Kerusakan terjadi karena bencana alam, jadi harus segera ditangani,” ujarnya kepada Radar Bogor. (and/luc)